K
Kejadian luar biasa(KLB) didefinisikan sebagai peningkatan suatu kasus penyakit didaerah tertentupada kelompok tertentu dan pada waktu tertentu,bisa didefinisikan juga KLB merupakan suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.” (Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/Menkes/SK/VIII/2004).
Sedangkan wabah merupakan Kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yg
lazim pada waktu &daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.(UU NO 4 thn 1984).
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit di wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan dan membuat panik masyarakat di wilayah itu. Secara umum kejadian ini kita sebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah semua penyakit menular yang dapat menimbulkan KLB, penyakit yang disebabkan oleh keracunan makanan dan keracunan lainnya. Penderita atau tersangka penderita penyakit yang dapat menimbulkan KLB dapat diketahui jika dilakukan pengamatan yang merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara teratur, teliti dan terus-menerus, meliputi pengumpulan, pengolahan, analisa/interpretasi, penyajian data dan pelaporan. Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya tersangka KLB, maka perlu dilakukan penyelidikan epidemiologis yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dan penyebarluasan KLB tersebut di samping tindakan penanggulangan seperlunya (Depkes, 2000).
Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya penanggulangan KLB. Upaya penanggulangan ini meliputi pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya.Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah (Depkes, 2000).
Adapun kriteria yang dipakai untuk menentukan adanya KLB adalah sebagai berikut :
1.Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2.Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
3.Peningkatan kejadian/kematian ? 2 kali dibandingkan dengan periode sebelumnya
4.Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan ? 2 kali bila dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya
5.Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan ? 2 kali dibandingkan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya
6.CFR (Case Fatality Rate) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkkan kenaikan 50% atau lebih dibanding CFR periode sebelumnya
7.Proporsional Rate penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan ? 2 kali dibandingkan periode yang sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus: Kholera, DHF/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
b.Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit tersebut.
9. Beberapa penyakit yang dialami oleh satu atau lebih penderita :
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida
Faktor yang mempengaruhi KLB
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah/KLB adalah Herd Immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit .Kemampuan mengadakan herd immunity untuk menghindari terjadi epidemi bervariasi untuk tiap penyakit tergantung pada:
1.Proporsi penduduk yang kebal,
2.Kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier,
3.Kebiasaan hidup penduduk.
. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan :
• Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah lama absen dalam populasi tersebut.
• Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama mahasiswa/tentara.
Prorosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1.Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan
wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan
epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
1.Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
2.Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
3.Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber
penularan.
4.Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
5.Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
6.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
7.Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2.Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
1.Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
2.Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
3.Memberikan data penderita ke Petugas TGC
4.Mengatur logistik
5.Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
6.Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
7.Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
8.Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus,
rawat jalan, obat yang digunakan dsb